Sebagai seorang marketer, saya pun kebagian tugas untuk membagikan kalender 2013 kepada para nasabah nasabah kami.
Sebelum beredar, Kang Iksan (Team Leader
Braga) sempat mewanti-wanti,
“Harus sampai hari ini ya, soalnya takut
keburu kadaluarsa kalendernya.”
Dari situ saya tahu, ternyata kalender bisa
juga bernasib sama dengan bolu kukus, ada waktu kadaluarsanya.
Nasabah pertama yang saya kunjungi hari itu namanya, Teh Ida (Teh itu panggilan sunda untuk perempuan yang dianggap kakak, sama seperti Mbak).
Kenapa dia yang pertama saya kunjungi? Ya
simple saja sih, selain orangnya baik, ga pernah nunggak, juga saya telah janji
dari kemarinnya.
---
Hei, kawan. Sebelumnya saya kenalkan dulu ya,
siapa itu si Teh Ida. Beliau adalah seorang entrepreneur sejati. Walaupun
pendidikan terakhirnya SD, semangat juangnya dalam bidang wirausaha sungguh tak
ada bandingnya.
Ibu yang telah bergelar hajjah ini adalah seorang bisniswoman. Usahanya seputar jual
barang-barang elektronik. Ketika saya mengunjunginya, beliau sedang membuka
kembali lagi usaha lamanya, berjualan BASO.
Ya, kalau kalian penasaran, datanglah ke
terminal Parongpong Lembang, kawan!. Disana ada sebuah warung baso bertajuk
BASO HI, apa itu HI? HI itu singkatan hey, Hajjah Ida. :D
Sesampainya disana, saya langsung disuguhi segelas jus alpukat sama sekotak donat keju. Aih, percayalah, ini gratis kawan. Padahal saya tidak minta. Suer!
Mau saya tolak, takut Teh Ida tersinggung. Ya
sudah, atas nama memperat tali silaturahim, saya pun meminumnya dengan hati
riang.
Sambil menikmati jus alpukat nikmat buatan Teh
Ida, kami bercerita banyak. Cerita yang disampaikan Teh ida cukup menggugah
nalar saya untuk segara terjun ke dunia usaha.
Jujur, dulu saya meremehkan profesi dagang.
Tetapi setelah setahun setengah terjun ke dunia marketing dan mendengar obrolan
Teh Ida ini, ternyata saya SALAH BESAR!
Iya, Saya SALAH BESAR!
Wirausaha adalah profesi yang mulia serta
mengkayakan. Dulu, sering banyak cibiran yang satir mengatakan, “Masa sarjana
Dagang? Gak malu sama gelar?”
Ternyata, anggapan itu harus dibumihanguskan
sekarang juga!
Menurut cerita Teh Ida, beliau bisa
berinvestasi dengan membeli tanah dan rumah seluas 10 tumbak di daerah
parongpong Lembang hasil dari usaha baso tersebut. Selain itu, kebutuhannya
tercukupi dengan baik.
Saya terhenyak.
Kenapa terhenyak? Karena saat itu saya sangat
ingin berinvestasi, sementara gaji gak cukup. Haha..
Oleh karena, untuk mengejar cita-cita ini,
SAYA HARUS SEGERA JADI WIRAUSAHA. Walaupun baru part-time.
Saya bukannya tak bersyukur dengan profesi
marketer yang sekarang dijalani, justru saya sangat berterima kasih kepada
Allah SWT atas pekerjaan ini.
Saat jadi marketer, pikiran saya terbuka
lebar. Tak terpenjara seperti dulu.
Dulu... iya, dulu. Cita-cita saya Cuma satu,
jadi PNS. Ternyata, profesi yang menjanjikan itu banyak, kawan, tak hanya PNS
doang.
Bukannya profesi PNS jelek, justru bagus, tugasnya melayani rakyat. Tapi keinginan menjadi PNS jelek kalau didapatkan dengan cara dan niat yang buruk.
Bukannya profesi PNS jelek, justru bagus, tugasnya melayani rakyat. Tapi keinginan menjadi PNS jelek kalau didapatkan dengan cara dan niat yang buruk.
Cara seperti apa? Yaa, kalian tahu sendiri
laah.
Daripada menyogok atau gontok gontokan jadi
PNS, bukankah banyak pilihan lain yang lebih mulia? Jadi wirausaha contohnya.
Usaha apa? Ya apa saja, yang penting halalan thoyiban :)
Apakah jadi pengusaha atau marketer jauh dari rasa galau? Sepertinya tidak. Jujur, saya juga kadang dihinggapi rasa galau. Tapi itulah hidup, kadang senang, kadang bahagia. PNS juga gitu kayanya. Hehe..
Jadi, agar hidup tenang, kembali lagi kita
harus ingat kata Rasul, kawan:
“Untuk
urusan dunia, jangan mendongak ke atas, tapi lihat lah ke bawah.”
Ikhtiar saja, semaksimal mungkin, dan
bersyukurlah dengan apa yang kau miliki sekarang.
Akhirul kalam, TETAP SEMANGAAATTTT, dan ayo kita mulai terjun ke dunia wirausaha. Walaupun itu katanya usaha mikro kecil dan menengah.
-Ditulis oleh Deden Hanafi. Di Bandung. Di dalam sebuah kotak bernama Kostn-
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar, Mumpung Gratis!